Saatnya Tampil Keren!.....

by. Mursalim N.

 Betapa kuatnya bangunan Islam jika pemuda Islam adalah kaum yang terpelajar. Mungkin negeri ini tidak seburuk sekarang dan Negara ini akan menjadi Negara yang pastinya disegani oleh Negara lainnya. Akhir-akhir ini bahkan sampai kiamat nanti kita membutuhkan sosok generasi muda yang luar biasa, generasi yang Tangguh, yang mampu menghadapi tantangan perubahan zaman yang saat ini sangat memojokkan Islam ke tempat yang kelam.

Tetapi hari ini banyak kekecewaan yang kita temukan. Pemuda Islam saat ini tidak punya taring, melempem, bahkan bukannya menghindar malah terjerumus ke keindahan dunia yang secara jelas hanya tempat persinggahan. Jika kita merasa pemuda Islam seharusnya kita sadar akan ini semuanya, dan pernahkah kita berfikir agar bisa menyatukan pemuda Islam untuk menegakkan izzah Islam.

Pemuda Islam saat ini disibukkan dengan cinta yang tak jelas. Yang hanya mengedepankan hawa nafsu, banyak yang menyalahartikan cinta. Saya Tanya ke teman-teman apa itu cinta? Jangan sampai cinta yang kita punya salah ditempatkan ingat Loh Allah itu pencemburu ketika ada hambanya yang mencintai makhluk-Nya daripada Allah.

“Cinta tidak hanya Merah Jambu, yang hanya bisa merayu dan cemburu dengan kemaksiatan yang mengharu biru dan terbelenggu ragu. Tetapi cinta juga Merah saga sebuah semangat yang menggelora dan menyala untuk mengubah dunia dikarenakan cinta kepada sang pencipta”

Kalau dulu Islam pernah Berjaya. itu karena pendahulu kita mempersiapkan generasi mudanya yang tangguh. Tidak hanya keimanan mereka tapi juga kekuatan fisiknya. Contohnya Ali RA ketika perang Khaibar, beliau mampu membobol pintu benteng musuh lalu benteng itu digunakan temang untuk melindungi diri ketika menyerang musuh. Setelah perang berakhir dengan kemenangan Islam, dibuanglah pintu benteng tersebut. Ketika beberapa sahabat lainnya ingin menyingkirkan benteng tersebut tidak ada yang kuat bahkan mereka bersama mengangkatnya tetapi tidak ada yang bisa menyingkirkan.

Lihat juga bagaimana Ali RA ketika dikemukakan sebuah pertanyaan tentang perbedaan harta dan ilmu oleh 10 orang yang mengadu padanya. Dijawablah oleh Ali dengan 10 jawaban yang berbeda-beda. Lalu pulanglah kesepuluh orang tersebut dengan mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Saat tampil keren. Tampil keren bukan dengan penampilan tetapi dengan otak, ingat teman-teman kita merupakan generasi harapan yang pasti akan menjadi penerus perjuangan. Pemuda Islam yang hidupnya bukan untuk hari ini doing tetapi untuk masa depan. Pemuda Islam yang memecahkan masalah bukan yang menjadi biang masalah.

Oleh karena itu bagi kamu yang masih sekolah dan belum kuliah dan mempunyai peluang kuliah niatkan hanya untuk Allah serta ilmu yang kita punya untuk menegakkan izzah Islam. Banyak pemuda Islam saat ini ketika sekolah atau kuliah bukan mencari ilmu tetapi mencari nilai. Ingat nilai tidak seberapa tetapi kalau ilmu itu pasti berguna.

Nach gak juga keren di otak juga tetapi harus keren di iman, keren di hadapan Allah karena ketakwaan, karena pemuda saat ini susah kalau di ajak ngaji. Ingat di akhirat nanti kita gak kan di Tanya rumus matematika, fisika atau akuntasi. Ayo sekarang bergerak untuk belajar Islam jangan kalah sama orang eropa yang saat ini getol banged belajar Islam. Ketika kita ngaji insya Allah iman kita akan kuat. Nich cirri iman yang kuat

    Istiqamah dalam Islam: gak pernah mau pindah agama, bangga dengan karena menjadi pemuda Islam
    Bagi-Nya Allah-Lah yang tertinggi: cinta hanya kepada Allah, tidak pernah mau
    Membagi cinta dan sayang-Nya kepada Makhluk Allah yang bukan muhrimnya… Insya Allah Anda akan menjadi manusia yang hebat bukan manusia pembuat masalah
    Keindahan dunia tidak membuatnya silau : ia tidak pernah mempedulikan kesenangan dunia baginya kesenangan akhirat yang abadi
    Tak pernah ragu tuk berkorban hanya untuk Allah
    Selalu menjalankan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar

Untuk itu wahai pemuda mari kita bangkit untuk bisa menjadi generasi harapan yang bisa mengubah dunia menjadi yang di inginkan Allah dan Rasul-Nya.Karena perubahan itu ada di tangan pemuda, karena ketika pemudanya menjadi biang masalah perubahan tak akan pernah terjadi tetapi ketika pemudanya menjadi pemecah masalah insya Allah perubahan itu ada.

Siswa Merokok Berdiri, Masyarakat Merokok Berlari

Bismillahirrahmanirrahim.

“Enjoy aja, Gak ada lo gak rame, tunjukkan merah mu” telah melanda anak muda Indonesia. Mulai dari siswa SMP hingga SMA telah menjadi pribadi-pribadi yang masa bodoh dengan lingkungan mereka, senantiasa berkelompok untuk memperlihatkan keberanian mereka. “Inilah kami, inilah jawaban kita, ini jawaban pemuda Indonesia” (dengan gaya seperti Bung Tomo). Ironisnya dalam setiap aksi mereka, lingkungan sering kali diam. mereka acuh dan membiarkan generasi bangsa ini perlahan-lahan dihisap menjadi abu kesia-siaan.

Hampir satu semester sudah saya berada di dunia pendidikan formal, tepatnya di Sekolah menengah Atas (SMA) di Enrekang. Banyak peristiwa yang mengagumkan dan meresahkan yang terjadi. Namun setiap peristiwa menjadi objek penelitian yang menarik untuk di pelajari. Yang cukup menarik adalah dunia rokok dan remaja Indonesia.

Suatu hari setelah jam sekolah selesai sebelum beranjak pergi meninggalkan sekolah, saya shalat Ashar terlebih dahulu di mushalla perumahan warga. 20 meter dari sekolah di mana saya mengajar. Saya melewati sekelompok anak SMA lain yang sedang asyik nongkrong di depan warung. Tidak aneh memang, karena dahulu pun saya sesekali turut melakukannya. Tetapi ada sesuatu yang menjanggal, mereka asyik merokok ketengan tanpa rasa takut kepada siapapun di tempat terbuka. Ini sungguh berbeda dengan generasi saya ketika seumuran mereka, teman-temanku harus merokok di kebun agar tidak ada seseorang pun yang melihat mereka. Pertama-tama Saya biarkan terlebih dahulu aktivitas mereka karena ingin mengetahui reaksi yang akan mereka lakukan ketika ada banyak orang yang berlalu lalang di depan mereka.

Sangat hebat! Pemuda hari ini sungguh pemberani, sayang salah tempat. Mereka enjoy dengan aktivitasnya dan masyarakat di sekitar mereka diam, bahkan ada beberapa guru SMA yang juga acuh tidak menegur perbuatan mereka. Apakah arti guru hari sudah menyempit? Seorang guru hanya menjadi guru di ditempat ia mengajar. Sehingga tidak ada kewajiban bagi mereka untuk menegur siswa yang bukan bersekolah ditempat ia mengajar.

Selesai shalat saya kembali melewati para remaja tersebut, kemudian memberikan pertanyaan kepada mereka. Kenapa sih kalian merokok? Mereka terlihat kaget tiba-tiba di beri pertanyaan seperti itu. Tampak wajah-wajah kebingungan harus menjawab apa. Akhirnya salah satu anak menjawab “Ya emang karena pengen merokok pak”. Jawaban yang natural dari seorang anak remaja bercelana SMA. Tidak terdapat alasan yang kuat untuk mereka merokok, jawaban seperti itu adalah jawaban orang yang terbawa lingkungan, atau awalnya sekadar coba-coba.

Ternyata para remaja yang merokok hanyalah masalah kecil saja, masalah utama terletak pada lingkungan mereka tumbuh. Mereka hanyalah korban lingkungan yang tanpa disadari mengajari mereka untuk mulai merokok.

Para Guru yang merokok di lingkungan sekolah tentu segan untuk menegur siswa yang merokok. Para pemilik warung pun tidak lagi peduli siapa yang membeli rokok. Saat ini sering terlihat siswa SMP asyik merokok di depan warung tanpa rasa takut. Bahkan seorang bapak dapat menyuruh anak-anaknya yang masih SD untuk membeli rokok di warung. Lingkungan yang telah memudahkan seorang anak dapat mengakses rokok tanpa ada pencegahan sama sekali.

Kita Semua Pasti tahu bahwa merokok adalah sesuatu hal yang buruk. Seluruh sekolah di Indonesia dalam tata tertibnya melarang siswa untuk merokok, bahkan membawa pun diberikan sanksi. Argumen bahwa manfaat rokok adalah membuka berjuta-juta lapangan kerja, itu sungguh tidak masuk akal. Banyak orang yang bisa hidup tanpa harus bekerja di pabrik rokok. Masih banyak lapangan kerja yang bisa kita buat. Bahkan para pemilik saham pabrik rokok pun tidak merokok. Jika kita melihat masalah yang jauh lebih besar tentu kita akan sepakat bahwa rokok merupakan masalah, dan harus ditinggalkan.

Jika saat ini kita tidak bisa mendorong pemerintah untuk menutup pabrik rokok yang ada di Indonesia, kenapa kita memulai dari masyarakatnya. Dengan menegur masyarakat yang berada di lingkungan para siswa. “Apakah jika anak bapak/ibu yang masih sekolah membeli rokok di warung ibu/bapak sendiri akan ibu/bapak layani?” bagaimana bila mereka bertanya “temanku boleh membeli rokok, kenapa aku tidak boleh, ini kan warung kita, aku anak bapak dan ibu?” haruskah kita semua acuh, asik menyelamatkan keluarga kita saja dan membiarkan anak orang lain hancur. Jika tidak. Lalu “Kenapa Anda Diam?”

“Sesungguhnya kaum Mukmin itu bersaudara.” (TQS al-Hujurat [49]: 10)

“Muslim itu saudara bagi Muslim lainnya.” (HR al-Hakim)

APA YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT SEMBELIH HEWAN KURBAN KETIKA PANDEMI CORONA

Tak lama lagi Hari Raya Idul Adha akan  dirayakan umat Islam di seluruh dunia. Merayakannya  identik dengan penyembelihan hewan kurban. Be...