12 MASUKAN PGRI UNTUK PAK MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BARU



PGRI mendapatkan kesempatan pertama menyampaikan beberapa buah pikir sebagai bentuk urun rembuk PB PGRI. Melalui Prof.Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd., (Ketua Umum PB PGRI), PGRI telah menyiapkan masukan baik secara konseptual maupun praktis untuk diberikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.


Dalam pandangannya, PGRI menyampaikan bahwa poin penting untuk memajukan pendidikan adalah guru.  Guru menjadi kata kunci suksesnya suatu upaya peningkatan kualitas pendidikan. Untuk mendapatkan guru berkualitas, harus ada kebijakan revolusioner untuk menetapkan status guru homogen (semua sebagai guru tetap), sehingga punya kesempatan yg sama utk mengikuti diklat, kesejahteraan/penghasilan, dan perlindungan.

Selain itu, perlu didorong perubahan regulasi, agar pembagian kewenangan pusat daerah didasarkan fungsi layanan SNP. Layanan Standar Pendidik & TK kewenangan pusat, untuk Standar Pembiayaan, Sarpras, dan Standar Pengelolaan, kewenangam daerah, serta 4 SNP Lainnya (standar kurikulum dll) menjadi kewenangan satuan pendidikan. Pemerintah pusat cukup membuat standar kurikulum inti.

Secara lengkap, poin-poin gagasan yang disampaikan oleh PGRI adalah sebagai berikut:

1. Tingkatkan kesejahteraan guru, melalui pencairan dana sertifikasi tepat waktu dan melekat pada gaji sehingga bisa cair tiap bulan

2. PPG dilaksanakan bagi calon guru atau para sarjana pendidikan yang akan menjadi guru, bagi guru-guru yang sudah mengajar buka kembali program PLPG dan dibiayai pemerintah.

3. Kualitas guru ditingkatkan melalui diklat/workshop yang memuliakan guru dengan konsep diklat/workshop living education, Inspiratif, dan motivatif.

4. Mempermudah administrasi guru, kenaikan pangkat guru, memperpendek birokrasi pendidikan, dan mendorong guru untuk lebih mengembangkan Pembelajaran yang Demokratis, Beragam, Kolaboratif n Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan (PADEBERKINEM) melalui berbagai aplikasi pembelajaran

5. Pemetaan kualifikasi guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan pemetaan kualitas sekolah berbasis kinerja. Tunjangan kepala sekolah dan pengawas harus segera direalisasikan.

6. Penilaian Kurikulum 2013 harus direvisi karena masih bertentangan dengan hakikat kurikulum 2013 dan menyulitkan guru dalam merencanakan, melaksanakan,  mengevaluasi pembelajaran serta masyarakat kesulitan membaca hasil penilaian kurikulum 2013.

7. Terjadi kembali kamar-kamar pengembangan mutu yang sifatnya sektoral (pendidikan dasar tanggungjawab kab/kota, pendidikan menengah tanggungjwab provinsi, dikti tanggung jawab pemerintah pusat, sehingga harus ada kebijakan yang diskresi untuk mengatasi ini melalui percepatan secara masif, terstruktur, dan sistematis. Dari mulai tata kelola guru, kurikulum, sarana prasarana, pengembangan karier, dan harlindung.

8. Pemerintah segera mengabulkan 11 tambahan kemaslahatan dan penghasilan bagi guru berdasar UUGD.

9. Solusi bagi guru honorer dengan memberikan tunjangan minimal UMR atau setara dengan golongan IIIa.

10. Pemerintah segera menerbitkan Keppres terkait PGRI sebagai organisasi profesi.

11. Pemerintah bersinergi dengan PGRI sebagai Organisasi Profesi dalam peningkatan mutu guru

12. Pengelolaan dana BOS lebih mementingkan  subtansi dari pengelolaan yang memudahkan sekolah,  bermakna bagi peningkatan mutu dan pelayanan pendidikan, terutama di SD tidak ada tenaga administrasi yang khusus mengelola keuangan sekolah.

Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim, merespon positif masukan PGRI. Menteri berpesan kepada semua agar memikirkan apa yang harus dibuat di ruang kelas dan di rumah sehingga berdampak positif pada peserta didik. Jadi perlu ada kolaborasi antara sekolah dan orangtua.

Mendikbud menekankan pentingnya lembaga pendidikan memberikan perhatian agar anak-anak dapat berkembang nilai-nilai kemanusiaannya seperti tanggung jawab, saling percaya, jujur, dan mau berkolaborasi. Dalam konteks perkembangan teknologi, sekolah-sekolah perlu menjamin, agar anak-anak mampu bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi.  Yang terpenting adalah bagaimana teknologi dapat membantu anak-anak semakin mencintai dan menyenangi belajar. Masalah semangat/minat belajar ini yang menjadi keprihatinan guru dan orang tua. Di tengah dunia yang semakin kompleks ini, diharapkan guru-guru menjadi pembelajar dan inovator.

Disalin dari tulisan:
Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd.
Semoga bermanfaat, salam cerdas
#gutubesarchaling

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

APA YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT SEMBELIH HEWAN KURBAN KETIKA PANDEMI CORONA

Tak lama lagi Hari Raya Idul Adha akan  dirayakan umat Islam di seluruh dunia. Merayakannya  identik dengan penyembelihan hewan kurban. Be...