TAHUN BARU DI DEPAN MATA!! APA SEBENARNYA MAKNA TAHUN BARU ITU?
Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam memaknai setiap pergantian tahun. Tahun baru biasanya merupakan moment yang tepat digunakan untuk melihat pencapaian yang didapat pada tahun sebelumnya.
Sebagian orang beranggapan bahwa tahun baru adalah tahun yang mempunyai banyak peluang dan kesempatan, dengan begitu mereka membuat perencanaan dan target yang akan dilakukan. Ada juga yang memandang tahun baru sebagai sesuatu hal yang biasa saja dan tidak perluh dianggap spesial.
Namun, yang sangat penting ialah bagaimana kita memaknai moment pergantian tahun ini dengan berpikir positif dan berusaha lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Perayaan tahun baru biasanya diperingati dengan pesta besar dengan serangkaian acara khusus yang dilakuakan berbagai pihak lapisan masyarakat diseluruh dunia. Acara spektakuler dengan pesta kembang api diberbagai pelosok negeri biasanya disiapkan secara khusus untuk menandai tengelamnya tahun 2019 dan datangnya 2020.
Pusat-pusat keramaian di kota, kawasan wisata serta tempat hiburan biasanya dijadikan titik kumpul masyarakat dalam merayakan detik-detik pergantian tahun. Perayaan tahun baru biasanya identik dengan huru-hara, pesta dan sifat-sifat yang cenderung hedonistik, kembang api akan meletus sana-sini. Orang akan berbondong-bondong ke pusat perbelanjaan dan pusat wisata untuk menghambur-hamburkan uang.
Lebih parah lagi, sebagian orang akan merayakan dengan meminum mabuk-mabukan yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Padahal menurut sejarah, perayaan tahun baru sangat identik dengan hal-hal yang sifatnya religius. Dalam catatan sejarah klasik, perayaan tahun baru selalu digelar oleh bangsa Yahudi, Majusi, dan Nasrani dengan melakukan ritual-ritual keagamaan dan berbagi kasih. Dibeberapa kelompok masyarakat Islam, pergantian tahun walaupun masehi biasanya dimanfaatkan untuk melakuan zikir dan doa bersama.
Melihat makna pergantian tahun yang sedemikian bergeser, saya kira, kita perlu bagi kita sebagai bangsa modern untuk memaknai ulang perayaan tahun baru agar kemabli kepada relnya yang semula, yakni sebagi perayaan yang sakral dan religius. Pergantian tahun mesti dijadikan ajang refleksi dan evaluasi diri, mengingat-ingat kembali apa yang telah kita tinggalkan ditahun lama, dan mempersiapkan apa yang akan kita lakukan di tahun yang baru.
Perayaan dalam menyambut datangnya tahun baru hanyalah siaa-sia, jika tidak dimaknai maksud dari perayaan tersebut. Banyak yang sekedar ikut-ikutan merayakan tahun baru, tanpa tujuan yang jelas kenapa ia merayakannya. Kalaulah perayaan itu merupakan suatu bentuk hal positif seperti berdoa, intropeksi diri dan lain-lainya yang berguna tentulah mendapatkan makna yang baik untuk mengawali tahun baru.
Tentunya, dengan upaya semacam ini, kita telah berusaha mengembalikan makna pergantian tahun kepada yang seharusnya, yakni sakral dan religius. Jika dalam setiap malam pergantian tahun kita maknai secara demikian, maka bukan sebuah mimpi yang utopis jika kebhinekaan Indonesia akan terus melaju kepada usia yang semakin dewasa.
Tapi kalau perayaan itu dilakukan dalam bentuk yang merusak moral, seperti mengadakan pesta miras atau lainnya yang tidak berguna, tiada makna yang di dapat bahkan malah memperburuk perjalanan hidup ke depan.
Untuk mengawali tahun baru kali ini, coba kita lihat sejenak ke belakang, apa yang sudah dilakukan. Dan mari kita membuat perencanaan terhadap hidup yang diingiinkan di masa depan. 'Masa Lalu’ ada pepatah yang mengatakan masa lalu biarlah berlalu. Kalimat ini perlu ditekankan bahwa masa lalu itu tidak bisa kembali lagi ke masa sekarang. Ia hanya menjadi sebuah kenangan yang pernah dilalui, terkadang indahnya pengalaman masa lalu membuat kita ingin merasakan kembali ke masa itu, dan kadang juga pengalaman buruk membuat kita ingin selalu melupakannya. Hidup tidak bisa hanya berfokus menatap masa lalu, karena hal itu dapat mempengaruhi kehidupan masa sekarang.
Dalam memaknai tahun baru, masa lalu dapat dijadikan bahan renungan atau intropeksi diri, bukan meratapi kegagalan atau terlena dengan pencapaian yang di dapat tahun lalu.
Dengan melihat catatan yang di torehkan di masa lalu, kita akan mengetahui di mana posisi kita saat ini, seberapa dekat dengan tujuan hidup yang kita buat, dan apa saja yang telah dilakukan. Ini lah yang disebut dengan muhashabah diri. Intropeksi diri sebelum memasuki tahun baru, penting untuk di lakukan supaya dapat dijadikan pelajaran dan menjadi sebuah pengalaman ketika melangkah atau megambil sebuah keputusan.
Kegagalan dalam memaknai masa lalu membuat seseorang takut untuk mengambil peluang dan mencobanya. Sehingga hidup selalu dihantui masa lalu yang menghambat pencapaian di masa sekarang.
Tahun baru akan menjadi usang digerus waktu bila dibiarkan kosong tanpa karya, Hari baru hanyalah pengulangan hari biasa bila tidak diisi dengan makna. (*)
semoga artikel ini bermanfaat
Salam cerdas #gurubesarchaling
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
APA YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT SEMBELIH HEWAN KURBAN KETIKA PANDEMI CORONA
Tak lama lagi Hari Raya Idul Adha akan dirayakan umat Islam di seluruh dunia. Merayakannya identik dengan penyembelihan hewan kurban. Be...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar